Buepoin.com – Halooo… Keda-Keda Bedah Soal! sebentar lagi ujian seleksi CPNS, SNPMB dan SPMB Sekolah Kedinasan di tahun 2023 akan diadakan! Sudah Siapkah kamu?
Salah satu tes pada CPNS / SPMB Sekolah Kedianasan ialah SKD yang terdiri dari 3 jenis soal Yaitu 1.TWK ( Tes Wawasan Kebangsaan ) 30 Soal. 2. TIU ( Tes Intelegensi Umum ) 35 soal. 3. TKP ( Tes Karakteristik Pribadi ) 45 soal.
Nah Kali ini kita akan membahas tentang TIU Keda-Keda. Buat kamu yang belum tau apa itu TIU. TIU adalah tes yang akan menguji logika kamu, kemampuan verbal bahasa Indonesia, numerik dan analisa secara cepat.
Berdasarkan panduan yang dirilis dari tahun ke tahun materi utama dalam tes TIU terdiri atas beberapa materi seperti : deret angka, verbal, sinonim antonim, peluang, posisi tempat duduk, aritmatika, dan figural.
Nah kali ini kita akan membongkar materi Verbal bahasa Indonesia yang banyak membuat teman-teman semua kadang kurang jeli. Apa aja sih materi Verbal bahasa Indonesia CPNS, SNPMB dan SPMB Kedinasan? Yuk simak Materi-materinya.
Sinonim – Antonim
Tes Sinonim – Antonim digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan penguasaan kosa kata Bahasa Indonesia asli maupun serapan. Pada Tes Sinonim, yang perlu anda lakukan adalah mencari persamaan arti atau kata yang setara makna dengan yang tertera di soal. Sedangkan pada soal Tes Antonim, anda diminta untuk mencari lawan kata dari yang tertera di soal. Kunci sukses mengerjakan bagian tes ini adalah perbanyaklah membaca buku, koran, serta artikel-artikel yang ada. Catatlah daftar kata yang anda tidak ketahui artinya dan bukalah KBBI untuk membantu anda memahami maksud kata tersebut.
Tips menyelesaikan Tes Sinonim – Antonim
1. Jika menemukan kata serapan, misal dalam bahasa Inggris, terjemahkanlah kata tersebut ke dalam bahasa Inggris dan temukan artinya
2. Jangan memilih pilihan yang bunyinya mirip dengan kata di soal karena biasanya jawaban yang demikian berfungsi untuk menjebak anda
3. Telitilah dalam memilih jawaban pada soal antonim, biasanya dalam pilihan akan disertakan sinonim dari kata di soal yang fungsinya adalah menjebak anda. Jangan tergesa-gesa dalam mengerjakan soal dan perhatikanlah perintah setiap soal
Analogi
Tes Analogi digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan Anda dalam penguasaan kata dengan menggunakan nalar dan logika. Kata-kata yang tertera pada soal biasanya bersifat sederhana dan yang perlu anda lakukan adalah mencari kata-kata setara makna/setara sifat atau korelasi dengan kata-kata yang ada di soal. Bagian yang harus diperhatikan adalah perlunya melakukan identifikasi arti/sifat dari kata-kata yang tersedia di soal dan mencari jawaban yang setara.
Contoh :
DOKTER : STETOSKOP = PETANI : …
A. Sawah
B. Cangkul
C. Air
D. Padi
E. Lumbung
Jawaban yang benar adalah B. Cangkul.
Pembahasan:Dokter bekerja menggunakan Stetoskop, petani bekerja menggunakan cangkul.
Minum : Haus = Tidur : ….
A. Malam
B. Insomnia
C. Mengantuk
D. Kasur
E. Gelas
Jawaban yang benar adalah C. Mengantuk.
Pembahasan: Korelasi yang terjadi pada kalimat: Saat haus, manusia akan minum, dan saat mengantuk, manusia akan tidur.
Pemahaman Wacana
Tes pemahaman wacana atau yang lebih dikenal dengan tes kemampuan memahami bacaan dicirikan dengan adalah sebuah artikel/paragraf yang memuat informasi, cara, dan sarat data. Hal paling penting dalam tes pemahaman wacana adalah membaca seluruh bagian tulisan, memahami struktur tulisan, ide dan gagasan, isi bacaan, tujuan dan kesimpulan bacaan.
Pengelompokan Kata
Tes Pengelompokan Kata adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perbendaharaan kata dari suatu kelompok tertentu. Dalam pilihan jawaban, biasanya akan tertera daftar kata-kata yang bertema sama dan yang perlu anda lakukan adalah mencari kata yang tidak termasuk dalam tema besar tersebut atau sesuai dengan yang diinstruksikan soal.
Contoh :
Pilihlah kata yang tidak termasuk dalam kelompok!
a. Tenis
b. Basket
c. Bulu Tangkis
d. Renang
e. Belajar
Jawaban yang benar adalah E. Belajar,
karena kata –kata dalam pilihan A, B, C, dan D merupakan jenis olah raga sedangkan kata pada pilihan E tidak termasuk tema tersebut.
Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan adalah keseluruhan sistem dan peraturan penggunaan Bahasa Indonesia berupa penulisan bunyi bahasa untuk mencapai keseragaman baik dalam penulisan maupun pengucapan.
Huruf Kapital atau Huruf Besar
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya: Dia mengantuk.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya: Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda, Islam
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin
Sultan Hasanuddin
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar, kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang. Misalnya: Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Nehru
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat. Misalnya:
Siapa gubernur yang baru dilantik itu?
Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya: Amir Hamzah Dewi Sartika
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama sejenis atau satuan ukuran.
Misalnya: mesin diesel 10 volt
7. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Misalnya: bangsa Indonesia suku Sunda bahasa Inggris Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya: mengindonesiakan kata asing keinggris-inggrisan.
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
bulan Agustus hari Natal
bulan Maulid perang Candu
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.
Misalnya: Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa yang kumiliki boleh kauambil.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada. (Lihat juga Bab III, Pasal D, Ayat 3.)
Misalnya:
Kain itu terletak di dalam lemari. Bermalam sajalah di sini.
Di mana Siti sekarang? Mereka ada di rumah.
Ia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Ke mana saja ia selama ini?